Ketika membaca tulisanmu yang bertajuk " ALLAH TUHAN KITA " tak terasa aku menitikkan airmata. Kalimatmu begitu indah dan menyentuh kalbu, seakan menyadarkan aku dari mimpi panjang. Mimpi itu memang indah tapi berakhir menyakitkan karena tidak pernah hadir di dunia nyata. Aku merasa sedih, terharu, sekaligus bahagia. Aku sedih karena aku menyadari selama ini aku seolah tutup mata, tutup hati, kurang mensyukuri rahmat dan karunianNYA padaku yang tiada tara. Aku terharu karena ungkapan itu keluar darimu. Aku tahu dari ucapanmu, sikapmu, sinar matamu, ada gejolak yang luar biasa dari dalam hati. Namun keimanan dan keteguhan hatimu, engkau mempu menghalau dan bertahan. Aku bahagia karena aku yakin tanpa pengawasan orang lain engkau mampu menjaga diri sendiri. Adinda
![](src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghYfTGtCrJFnnIQyGDOjNNue4uGfWgzQsXxXrF6kcngtJJWTPmlOi6KJfJF6nHpB-fhib13BQAfl6FnPLhjRjP1bQD8i2_SzP4iwNchJVaGoE1n6SC3tYI9JqcO98OGUOjfnVPkJuRxhi2/s320/180px-Lukisan_diri_Affandi.JPG"){kind=link}
karya -karyanya seindah kepribadiannya. dinding semu
BalasHapuskarya -karyanya seindah kepribadiannya. dinding semu
BalasHapusKetika membaca tulisanmu yang bertajuk " ALLAH TUHAN KITA " tak terasa aku menitikkan airmata. Kalimatmu begitu indah dan menyentuh kalbu, seakan menyadarkan aku dari mimpi panjang. Mimpi itu memang indah tapi berakhir menyakitkan karena tidak pernah hadir di dunia nyata. Aku merasa sedih, terharu, sekaligus bahagia. Aku sedih karena aku menyadari selama ini aku seolah tutup mata, tutup hati, kurang mensyukuri rahmat dan karunianNYA padaku yang tiada tara. Aku terharu karena ungkapan itu keluar darimu. Aku tahu dari ucapanmu, sikapmu, sinar matamu, ada gejolak yang luar biasa dari dalam hati. Namun keimanan dan keteguhan hatimu, engkau mempu menghalau dan bertahan. Aku bahagia karena aku yakin tanpa pengawasan orang lain engkau mampu menjaga diri sendiri. Adinda
BalasHapus